Racun pandangan mata akan menyerang hati kita tatkala kita meluaskan pandangan mata dan mengarahkan pandangan kita pada hal-hal yang diharamkan oleh Allah. Diantara pandangan-pandangan mata yang diharamkan, memandang lawan jenis yang bukan hak kita adalah yang paling berbahaya. Memanjakan pandangan kita pada barang-barang mewah juga akan mendatangkan racun bagi hati kita. Demikian pula terlalu banyak menggunakan penglihatan untuk hal-hal yang sia-sia juga akan meracuni hati kita.

Pandangan mata yang dikawal dan tidak dikendalikan akan merosak hati kita. Ia ibarat panah beracun yang dipanahkan Iblis ke arah hati kita. Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadits Nabi dari Anas bin Malik, bahwasanya Rasulullah saw bersabda,”Pandangan mata adalah panah beracun yang dilesakkan oleh Iblis. Barangsiapa memejamkan matanya (dari yang haram) kerana Allah, maka Allah akan memberikan pada hatinya lazatnya iman, yang akan ia dapat sampai ia berjumpa dengan-Nya.”

Juga dari Imam Ahmad, beliau juga meriwayatkan hadits Nabi yang lain dari Abu Umamah, bahawasanya Rasulullah saw bersabda,”Tidaklah seorang mukmin ketika melihat kecantikan seorang wanita kemudian ia memejamkan matanya, kecuali Allah akan memberikan kepadanya kenikmatan beribadah.”

Ketika memandang sesuatu yang diharamkan oleh Allah, racunnya akan masuk kedalam hati kita. Sebagaimana sifat racun, racun pandangan mata tidak akan hilang begitu saja dari dalam hati kita. Ia akan membekas dalam hati kita, dan tidak mudah bagi kita untuk menghilangkannya begitu saja. Diperlukan terapi dan pengubatan yang intensif agar racun tersebut benar-benar hilang dari dalam hati kita.

Bersamaan dengan pandangan mata kita terhadap sesuatu yang haram, syaitan ikut masuk kedalam hati kita dengan cepat, lebih cepat daripada masuknya udara ke tempat yang kosong. Ketika itulah syaitan menghias bagi kita apa yang kita lihat itu, sehingga semuanya tampak mempersona dan membuat kita terpana dan terkesima. Lalu syaitan membisikkan janji-janji, harapan-harapan dan lamunan-lamunan pada hati kita, sehingga api syahwat menyala dalam diri kita. Jika kita pada saat itu tidak dapat mengendalikan diri, kitapun akan terjatuh kedalam kemaksiatan yang nyata.

Tentang betapa berbahayanya pandangan mata, Imam Al-Ghazali berkata,”(Semua berawal dari) pandangan mata (antara dua lawan jenis), lalu senyuman, lalu sapaan, lalu pembicaraan, lalu janji (untuk bertemu), lalu pertemuan (antara keduanya). Ketika itulah syaitan menjadi pihak yang ketiga. Demikianlah kemaksiatan dan perbuatan yang keji akan terjadi bermula dari sekadar pandangan mata.

Pandangan mata yang dibiarkan dan tidak dikendalikan juga akan menyibukkan hati kita, sehingga kita menjadi lupa pada berbagai kebaikan dan amal shalih. Ketika itulah kita bisa terjebak untuk menuruti dorongan hawa nafsu dan terlena dalam kelalaian tersebut. ”Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (kerana) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingati kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS Al-Kahfi: 28)

Kerana sedemikian berbahayanya pandangan mata jika dibiarkan dan tidak dikendalikan, Allah menyeru kepada orang-orang yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan, agar menundukkan pandangan mereka dari hal-hal yang terlarang. Dalam QS An-Nuur: 30-31, Allah berfirman,”Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: ’Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Katakanlah kepada wanita yang beriman: ’Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya. Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya ….”

Dan langsung sesudah ayat-ayat ini, Allah berfirman,”Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi….” (QS An-Nuur: 35) Ini adalah sebuah isyarat bahwa kepada orang-orang beriman yang menahan dan menjaga pandangannya, Allah akan memberikan kepada hati mereka cahaya. Ketika itulah, mereka akan mudah menerima berbagai macam kebaikan dari manapun asalnya. Mereka juga akan mampu membezakan yang haq dengan yang batil, yang sunnah dengan yang bid’ah, dan demikian seterusnya. Disamping itu, Allah akan memberikan kepada mereka firasat yang benar, yang mengenai hal ini Rasulullah bersabda,”Takutlah kalian pada firasat seorang mukmin, kerana ia melihat dengan cahaya Allah.” Menguatkan hal ini, seorang tabi’in berkata,”Barangsiapa yang zahirnya disibukkan dengan amalan-amalan sunnah, batinnya senantiasa muraqabah kepada Allah, pandangan matanya ia jaga dari yang haram, dirinya ia cegah dari perkara syubhat, dan perutnya ia beri makan dari yang halal saja, maka tidak akan salah firasatnya.”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments: